Pesan singkat Gepeng baru-baru ini untuk makan bareng Ira sungguh menarik hati, apalagi aku punya kenangan yang sulit itu dilupakan bersama Ira. Untuk bertemu dengannya sulit sekali, maklum Ira bersama keluarga menetap di Magelang. Sayangnya my body is not delicious jadi aku nggak bisa ikut makan malam bersamanya.
Dahulu kala kami pernah kemping bareng dalam acara Memory Camp sekolah, saat itu kami baru dinyatakan naik ke kelas 3. Nggak aku duga bahwa itulah saat terakhir aku melihat wajahnya yang mungil dan lucu, kalau dihitung-hitung hampir 30 tahun bo!. Rupanya Ira pindah sekolah nggak bilang-bilang, kalau tahu kita buat acara perpisahan berupa bermain basket bareng. Ira biar mungil tapi kalau bermain basket lincahnya seperti bola bekel.
Tenda kami di Memory Camp yang saling bertetangga mempermudahkan kami bercanda dan ledek-ledekan. Di hari terakhir ini aku dan kawan-kawan sedang ngerumpi di depan tenda ketika kulihat Ira berjalan menuju tendanya. Urat isengku ingin menunjukan jati dirinya.
“Ira, elo nggak mandi?”
”Emang kenapa Men?”
“Gue mau ngintip …!”
Gelak tawa terdengar di penjuru arena, sementara yang ditertawakan masuk tenda dengan memasang muka masam namun tidak berhasil, Ira gitu loh, biar cemberut tetap aja manis!.
Penyesalan selalu datang menyusul. Bercandaku kamseuk banget ya! Bikin Ira malu, marah dan sakit hati. Aku mesti minta maaf, kalau perlu dengan menyembah!.
Tak berapa lama Ira keluar tenda dengan membawa handuk dan perlengkap mandi lainnya berjalan lambat namun pasti menghampiriku. Aku bersiap menghadapi amarah dan caci-makinya. Dihadapanku keluarlah kalimat dari mulutnya.
“Men, kok elo masih disini??? …. katanya mau ngintip ..!”
“Emang kenapa Ra?”
“Gue mau mandi nih …!”
Ah, ternyata Ira kamseuk juga!
Berlianti Ira Ekana 16 April at 11:41
Ada ada ajah deh loe... Gw lupa bener kejadian dulu itu... Makasih diingetin crita lama...
Friday, April 16, 2010
Surat Cinta
Wanita hitam manis ini memang sudah berkacamata sejak jaman SMA, selisihnya setahun lebih muda dari angkatanku.
Sekarang Novi hampir setiap bulan ke Palembang atas tuntutan pekerjaan sehingga sering bertemu dengan Sunu teman sekelasku sebelum penjurusan. “Mau nitip salam nggak ke Sunu?”. Jaman sekarang masih main salam-salaman, nggak penting, yang penting oleh-olehnya, empek-empek gitu loh!
Biografi ini bukan cerita tentang sejarah panjang keberhasilan Novi, tetapi cerita tentang masa sekolah.
Novi aktif di OSIS, karena pengurus OSIS makanya saat penerimaan murid baru Novi menjadi salah satu pembimbing kelas anak 83, satu kelas dibimbing oleh dua orang, lelaki dan perempuan. Novi bertugas sendirian sehingga terkadang memintaku untuk menemaninya karena kebetulan si rekan lelaki berhalangan sejak dari hari pertama hingga terakhir, Smandel gitu loh! Lelaki bisa berhalangan!
Acara masa perkenalan seperti yang sudah-sudah, bernyanyi bersama, mendengar ceramah, berburu tanda tangan dan yang paling menarik buat para senior mungkin, aku cuma bilang mungkin loh, surat cinta dari anak yang baru lulus esempe, dulu istilah ABG belum dikenal.
Aku kan sering mampir ke dalam kelas Novi, masa sih nggak dapat barang sepucuk surat cinta.
“Novi, gue pingin ah dapet surat cinta dari kelas elo”.
“Ya udah, elo belagak marah abis gitu elo keluar”.
Selepas aku keluar kelas Novi menjelaskan kepada anak baru kalau aku tuh sebenarnya galak banget, makanya jangan sampai nggak dapat surat cinta, bisa ngamuk tambahnya.
“Ada nggak surat cinta yang belum tahu mau dikasihin ke siapa? Kalau ada yang belum dikasih nama tulis deh Kak Chormen yang tercinta, daripada dimarahin satu kelas”.
Aktingku cukup lumayan, nyatanya surat cinta untukku tidak hanya satu, kudapat dua. Tulisannya luar biasa yang bisa membuat gede rasa, tapi kok aku nggak kepingin tahu siapa pengirimnya.
“Takut….? Takut sama perempuan ya?”, mungkin kamu menduga begitu.
Novi pastilah ingin tahu komentarku, kamu juga kan?, buktinya kamu masih baca tulisan ini.
“Gimana Men, surat cintanya udah dibaca?”
“Nov, surat cintanya bisa membuat hati berbunga-bunga”
”Iya punya gue juga, mesra banget ….! Anak sekarang emang genit-genit!”
“Mesra sih mesra …. tapi …..”
“Emang kenapa Men kok pake tapi-tapian segala!”
“Tapiiiii ….. surat cinta yang gue terima kok dari laki-laki semua??!!”
NoVi Irawati Haryokusumo 17 April at 05:38
ya ampyun Omen... Subuh2 aku dah ketawa2 baca ceritamu, untung suamiku hbs subuhan lgsg cabut nyangkul...
Kalau nggak, bisa2 aku dikira stress stlh terkapar kecapean malam td krn hrs ngajar tmn2 perhubungan seharian kmrn.
Kalau inget2 cerita jaman SMA dulu, rasanya kenangan2 lgsg deras mengalir..
Kapan2 janjian ketemuan yuk, sama Sunu, Prasetyo, Maul dll deh tmn2 angkatanmu.
Btw inget yg namanya Mega angkatanmu?
Makasih ya Men dah mengingat aku dgn 'kelucuanku'
Sekarang Novi hampir setiap bulan ke Palembang atas tuntutan pekerjaan sehingga sering bertemu dengan Sunu teman sekelasku sebelum penjurusan. “Mau nitip salam nggak ke Sunu?”. Jaman sekarang masih main salam-salaman, nggak penting, yang penting oleh-olehnya, empek-empek gitu loh!
Biografi ini bukan cerita tentang sejarah panjang keberhasilan Novi, tetapi cerita tentang masa sekolah.
Novi aktif di OSIS, karena pengurus OSIS makanya saat penerimaan murid baru Novi menjadi salah satu pembimbing kelas anak 83, satu kelas dibimbing oleh dua orang, lelaki dan perempuan. Novi bertugas sendirian sehingga terkadang memintaku untuk menemaninya karena kebetulan si rekan lelaki berhalangan sejak dari hari pertama hingga terakhir, Smandel gitu loh! Lelaki bisa berhalangan!
Acara masa perkenalan seperti yang sudah-sudah, bernyanyi bersama, mendengar ceramah, berburu tanda tangan dan yang paling menarik buat para senior mungkin, aku cuma bilang mungkin loh, surat cinta dari anak yang baru lulus esempe, dulu istilah ABG belum dikenal.
Aku kan sering mampir ke dalam kelas Novi, masa sih nggak dapat barang sepucuk surat cinta.
“Novi, gue pingin ah dapet surat cinta dari kelas elo”.
“Ya udah, elo belagak marah abis gitu elo keluar”.
Selepas aku keluar kelas Novi menjelaskan kepada anak baru kalau aku tuh sebenarnya galak banget, makanya jangan sampai nggak dapat surat cinta, bisa ngamuk tambahnya.
“Ada nggak surat cinta yang belum tahu mau dikasihin ke siapa? Kalau ada yang belum dikasih nama tulis deh Kak Chormen yang tercinta, daripada dimarahin satu kelas”.
Aktingku cukup lumayan, nyatanya surat cinta untukku tidak hanya satu, kudapat dua. Tulisannya luar biasa yang bisa membuat gede rasa, tapi kok aku nggak kepingin tahu siapa pengirimnya.
“Takut….? Takut sama perempuan ya?”, mungkin kamu menduga begitu.
Novi pastilah ingin tahu komentarku, kamu juga kan?, buktinya kamu masih baca tulisan ini.
“Gimana Men, surat cintanya udah dibaca?”
“Nov, surat cintanya bisa membuat hati berbunga-bunga”
”Iya punya gue juga, mesra banget ….! Anak sekarang emang genit-genit!”
“Mesra sih mesra …. tapi …..”
“Emang kenapa Men kok pake tapi-tapian segala!”
“Tapiiiii ….. surat cinta yang gue terima kok dari laki-laki semua??!!”
NoVi Irawati Haryokusumo 17 April at 05:38
ya ampyun Omen... Subuh2 aku dah ketawa2 baca ceritamu, untung suamiku hbs subuhan lgsg cabut nyangkul...
Kalau nggak, bisa2 aku dikira stress stlh terkapar kecapean malam td krn hrs ngajar tmn2 perhubungan seharian kmrn.
Kalau inget2 cerita jaman SMA dulu, rasanya kenangan2 lgsg deras mengalir..
Kapan2 janjian ketemuan yuk, sama Sunu, Prasetyo, Maul dll deh tmn2 angkatanmu.
Btw inget yg namanya Mega angkatanmu?
Makasih ya Men dah mengingat aku dgn 'kelucuanku'
Subscribe to:
Posts (Atom)